Wednesday, March 18, 2015

Penilaian Baik dan Buruk menurut beberapa Faham / Aliran

Sikap manusia tidak selamanya baik dan juga tidak selamanya buruk. Ada waktunya seorang melakukan hal baik dan ada waktunya seorang manusia melakukan hal buruk. Baik dan buruk merupakan dua sifat yang terdapat dalam manusia, dan kedua sifat tersebut saling bertentangan atau berkebalikan.Baik dan buruk merupakan dua istilah yang banyak digunakan untuk menentukan suatu perbuatan yang dilakukan seseorang,misalnya mengatakan orang itu baika atau buruk.Masalahnya apakah yang disebut baik dan buruk dan apa ukuran atau indikator yang dapat digunakan untuk menilai perbuatan itu buruk atau baik.

Penilaian terhadap suatu perbuatan yang baik dan buruk disebabkan adanya perbedaan tolak ukur yang digunakan untuk penilaian tersebut. Berikut akan dibahas beberapa pandangan penilaian baik dan buruk manusia menurut ajarannya.



1. Baik dan Buruk menurut Ajaran Agama

Kebaikan dan keburukan menurut agama merupakan taqwa. Taqwa merupakan suatu sikap yang menjalankan segalah perintah Tuhan dan menjauhi semua yang dilarang oleh Tuhan. Dalam paham ini keyakinan feologis, yakni keimanan kepada Tuhan sangat memegang peranan penting, karena tidak mungkin orang mau berbuat sesuai dengan kehendak Tuhan, jika yang bersangkutan tidak beriman kepadanya. Diketahui bahwa didunia ini terdapat bermacam-macam agama, dan masing-masing agama menentukan baik buruk menurut ukurannya masingmasing. Agama Hindu, Budha, yahudi. Kristen, dan Islam, misalnya masingmasing memiliki pandangan dan tolak ukur tentang baik dan buruk yang satu dan lainnya berbeda-beda.

2. Baik dan Buruk menurut Aliran Adat Kebiasaan

Menurut aliran ini baik atau buruk ditentukan berdasarkan adat-istiadat yang berlaku dan dipegang teguh oleh masyarakat. Orang yang mengikuti dan berpegang teguh pada adat-istiadat dipandang baik, sebaliknya orang yang menentang dan tidak mengikuti adat-istiadat dipandang buruk dan kalau perlu dihukum secara adat. Didalam masyarakat kita jumpai adat-istiadat yang berkenaan dengan cara berpakaian,makan,minum,bercakap-cakap bertandang dan sebagainya.Orang yang mengikuti cara-cara yang demikian itulah yang dianggap orang baik dan yang menyalahinya adalah orang yang buruk.Kelompok yang menilai baik dan buruk berdasarkan adat-istiadat ini dalam tinjauan filsafat dikenal dengan istilah aliran sosialisme.

3. Baik dan Buruk menurut Aliran Hedonisme

Menurut paham ini baik dikatakan bahwa jika tingkah laku atau perbuatan yang melahirkan kebahagiaan dan kenikmatan atau kelezatan bagi dirinya sendiri. Dikatakan buruk apabila seorang mengusik keasikan seorang yang berpaham hedonisme dalam menikmati segala sesuatu yang dia sukai. Tidak ada kebaikan dalam hidup ini selain kelezatan dan tidak ada keburukan selain penderitaan.

4. Baik dan Buruk menurut Aliran/Faham Bisikan Hati (intuisi)

Intuisi adalah merupakan kekuatan batin yang dapat menentukan sesuatu sebagai baik atau buruk dengan sekilas tanpa melihat buah atau akibatnya. Kekuatan batin atau disebut juga kata hati adalah merupakan potensi ruhaniah yang secara fitrah telah ada pada diri setiap orang. Paham ini berpendapat bahwa pada setiap manusia mempunyai keuatan instink batin yang dapat membedakan baik dan buruk dengan sekilas pandang. Terkadang kekuatan batin itu berbeda sedikit karena waktu dan lingkungan, tetapi berakar dalam tubuh manusia. Apabila ia melihat suatu perbuatan, ia mendapat semacam ilham yang dapat memberi tahu nilai perbuatan itu, lalu menetapkan nilai baik dan buruknya.

5. Baik dan Buruk menurut Aliran Pragmatisme

Aliran ini menitik beratkan pada hal-hal yang berguna dari diri sendiri baik yang bersifat moral maupun material. Yang menjadi titik beratnya adalah pengalaman oleh karena itu penganut paham ini tidak mengenal istilah kebenaran sebab kebenaran bersifat abstrak dan tidak akan diperoleh dalam dunia empiris.

6. Baik dan Buruk menurut Aliran Positivme

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris. Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai suatu sarana untuk memperoleh pengetahuan (seperti yang diusung oleh kaum idealisme khususnya idealisme Jerman Klasik).
Positivisme merupakan empirisme, yang dalam segi-segi tertentu sampai kepada kesimpulan logis ekstrim karena pengetahuan apa saja merupakan pengetahuan empiris dalam satu atau lain bentuk, maka tidak ada spekulasi dapat menjadi pengetahuan.

7.  Baik dan Buruk menurut Aliran Naturalisme 

Menurut aliran ini menganggap bahwa kebahagiaan manusia didapatkan dengan menurutkan panggilan natur (fitrah) dari kejadian manusia itu sendiri. Perbuatan yang baik (susila) menurut aliran ini ialah: perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan natur manusia, baik mengenai fitrah lahir maupun fitrah batin.
Aliran ini berpandangan bahwa dalam dunia ini segala sesuatu menuju satu tujuan saja. Dengan memahami panggilan natur, akhirnya masing-masing mereka menuju ke kebahagiaannya yang sempurna. Benda dan tumbuh-tumbuhan menuju pada tujuan itu secara otomatis yakni tanpa pertimbangan atau perasaan. Kalau hewan-hewan menunuju tujuannya dengan instink (naluri)-nya, maka manusia menuju tujuannya dengan akalnya.
Karena itu kewajiban manusia ialah mencapai kesanggupan akal yang stinggi-tingginya dan melakukan segala amal perbuatan dengan berpedoman pada akal. Alam telah memberikan pada manusia keinginan untuk hidup terus. Dan dengan dasar mengingini kelangsungan hidup itulah manusia membeda-bedakan beberapa macam pekerjaan, mana yang membahagiakan dan mana yang mengganggu kelangsungan hidup itu. Kebahagiaan manusia terletak pada tidak terganggunya kelangsungan hidup itu. Adanya ancaman terhadap kelangsungan hidup manusia merupakan halangan kebahagiaan manusia.
Terganggunya kelangsungan hidup dan hilangnya kebahagiaan itu merupakan faktor yang saling berhubungan, seperti hubungan antara lahir dan batin pada diri manusia. Jadi hilangnya kebahagiaan berarti gangguan bagi keinginan berlangsungnya kehidupan. Karena itu pula banyak terjadi orang-orang yang tidak merasa berbahagia lalu mengambil keputusan untuk membunuh dirinya sendiri, menghabisi kelangsungan hidupnya.

8.  Baik dan Buruk menurut Aliran Vitalisme

Aliran ini merupakan bantahan terhadap aliran naturalisme sebab menurut paham vitalisme yang menjadi ukuran baik dan buruk itu bukan alam tetapi vitae atau hidup (yang sangat diperlukan untuk hidup). Aliran ini terdiri dari dua kelompok, yaitu pertama vitalisme pessimistis (negative vitalis) dan kedua vitalisme optimisme. Kelompok pertama dikenal dengan untkapan homo homini lupus yang artinya manusia adalah serigala bagi manusia lain. Sedangkan menurut aliran kedua perang adalah halal, sebab orang yang berperang itulah (yang menang) yang akan memegang kekuasaan. Tokoh terkenal aliran vitalisme adalah F. Niettsche yang banyak memberikan pengaruh terhadap Adolf Hitler.

9. Baik dan Buruk menurut Aliran Idealisme

Menurut idealisme, manusia pada dasarnya merupakan makhluk ruhani. Ruh mempunyai kekuasaan yang sangat besar, dan kehidupan ditentukan oleh faktor-faktor ruhani. Sebuah contoh yang jelas mengenai idealisme ialah filsafat Hegel. Penganut paham ini jarang ada yang berpendapat bahwa kenyataan itu semata-mata ditentukan oleh faktor ruhani; pada umumnya mereka mengakui juga faktor alam; namun senantiasa menganggap bahwa ruh mempunyai nilai tertinggi serta kekuasaan terbesar.
Idealisme etik bertolak dari kenyataan kesusilaan, dan atas dasar tersebut menyusun pandangannya tentang dunia dan tentang kehidupan. Paham ini mengakui adanya lingkungan norma-norma moral yang berlaku bagi manusia dan yang menuntut manusia untuk mewujudkannya. Pertama-tama manusia dipandangnya sebagai makhluk susila, artinya, sebagai makhluk yang mempunyai keinsyafan akan baik dan buruk, dapat mengerjakan yang baik dan tidak mengerjakan yang buruk, namun mengalami juga adanya kekuatan penentang yang besar yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya, yang sedikit banyak dapat dikalahkan. Paham ini berpendirian bahwa di dalam semuanya itulah terletak nilai dan harkat manusia.

10.   Baik dan Buruk menurut Aliran Marxisme

Berdasarkan “Dialectical Materialsme” yaitu segala sesuatu yang ada dikuasai oleh keadaan material dan keadaan material pun juga harus mengikuti jalan dialektikal itu. Aliran ini memegang motto “segala sesuatu jalan dapatlah dibenarkan asalkan saja jalan dapat ditempuh untuk mencapai sesuatu tujuan”. Jadi apapun dapat dipandang baik asalkan dapat menyampaikan/menghantar kepada tujuan. Menurut sumber marxists atas kemajuan Marxisme, menunjukkan fakta bahwa gagasan-gagasannya disebarkan dan digenggam kuat diantara kelas buruh, meningkat frekuensi dan intensitasnya dengan pasti dari serangan-serangan kaum borjuis ini terhadap marxisme, yang menjadi semakin kuat, lebih keras dan lebih berbahaya setiap kali "dihancurkan" oleh ilmu-ilmu resmi.

11. Baik dan Buruk menurut Aliran Komunisme

Sumber yang diperoleh dari erabaru komunis mempropagandakan bahwa manusia pasti akan menang melawan langit. Komunis mengekang sifat hakiki manusia yang baik dan jujur, sebaliknya mereka menghasut, membiarkan dan memanfaatkan sifat jahat manusia untuk memperkuat kekuasaannya. Komunis secara sistematik telah merusak hampir semua pengertian umum tentang moral yang ada di alam semesta ini. Sedangkan data yang ada pada kaum kapitalis memandang kebebasan adalah suatu kebutuhan bagi individu untuk menciptakan keserasian antara dirinya dan masyarakat. Sebab kebebasan itu adalah suatu kekuatan pendorong bagi produksi karena ia benar-benar menjadi hak manusia yang menggambarkan kehormatan kemanusiaan.


Referensi :
http://www.berryhs.com/2011/12/penentuan-baik-dan-buruk.html
http://id.scribd.com/doc/84138616/pengertianetika-100217230854-phpapp02
http://filsafat.kompasiana.com/2013/06/26/manusia-dilahir-dengan-pembawaan-sifat-baik-dan-buruk-568450.html

No comments:

Post a Comment